Bedah Naskah Kuno dengan tema "Wong Agung ing Ngeksiganda, Jejak Kebesaran Panembahan Senopati dalam Sumber-sumber Naskah dan Arkeologi"
Senin (12/9), Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY menyelenggarakan Kegiatan Bedah Naskah Kuno dengan tema "Wong Agung ing Ngeksiganda, Jejak Kebesaran Panembahan Senopati dalam Sumber-sumber Naskah dan Arkeologi". Kegiatan dilaksanakan secara hybrid yakni luring di Ruang Auditorium Gedung Grhatama Pustaka dan daring melalui zoom, dengan narasumber Prof. Dr. Inajati Adrisijanti, Guru Besar Arkeologi UGM dan M. Yaser Arafat, M.A, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta ditemani moderator Sukma Putri, Pegiat Komunitas Jangkah Nusantara.
Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta dari anggota perpustakaan aktif beserta beberapa komunitas, penerbit dan sastrawan yang ada di Yogyakarta. Diawali dengan pemutaran video profil dari Balai Layanan Perpustakaan dilanjut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Acara dibuka dengan sambutan oleh Dewi Ambarwati, S.Sos., M.AP. selaku Kepala Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY. Dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh peserta, kedua narasumber dan moderator. Semoga kegiatan bedah naskah kuno tersebut dapat bermanfaat bagi seluruh peserta dan sebagai sarana promosi koleksi yang ada di ruang langka perpustakaan.
Selanjutnya pemaparan oleh narasumber pertama oleh Prof. Dr. Inajati Adrisijanti yang menjelaskan tentang hubungan Panembahan Senapati dan Kotagede. Lebih jelasnya lagi narasumber memaparkan tentang nilai penting dari Masjid Mataram dari segi arsitekturnya seperti parit depan masjid, mimbar, pasareyan, sendang, watu gilang, dan lingkungan sekitar masjid yakni Pasar Legi Kotagede, Benteng dan Jagang.
Pemaparan kedua disampaikan oleh M.Yaser Arafat, M.A yang memaparkan tentang Panembahan Senopati dalam Nalar Kewalian Jawa. Narasumber menyampaikan bahwa bukti-bukti sejarah seperti tulisan abad ke 13-18 menunjukkan bahwa tasawuf berandil besar dalam pembentukan kehidupan sosial di Nusantara termasuk di Jawa. Selain membahas kebudayaan di abad tersebut juga menambahkan kebudayaan pasca 1600 M sampai dengan sekarang.