Workshop Read Aloud untuk Pemula dengan tema “Membaca Nyaring pada Anak Usia Dini”
Parenting#1 Workshop Read Aloud untuk Pemula dengan tema “Membaca Nyaring pada Anak Usia Dini”
Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY mengadakan agenda Parenting#1 Workshop Read Aloud untuk Pemula dengan tema “Membaca Nyaring pada Anak Usia Dini”. Acara ini dibuka oleh Ibu Dewi Ambarwati, S.Sos., M. AP., yang menghadirkan Atina Rizanatul Fahriyah (Read Aloud Jogja), sebagai narasumber dan dipandu oleh Hendy Prasetyo Mukti, S.Hum (Pustakawan Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY) sebagai moderator. Acara ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 November 2021 yang dihadiri oleh 72 peserta zoom meeting.
Narasumber membahas tentang "Keajaiban Read Aloud Pada Anak Usia Dini". Apa itu membaca? Membaca merupakan suatu aktivitas berupa melafalkan atau mengeja sebuah tulisan (kbbi.kemdikbud.go.id). Fakta di lapangan bahwa membaca hal yang membosankan, bikin ngantuk. Terdapat 5 makna membaca dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) :
- Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Contohnya, melafalkan apa yang ada dalam buku.
- Mengeja atau melafalkan yang tertulis. Disini kita fokus, kita artikan menjadi sebuah lafal kemudian menjadi sebuah kalimat.
- Mengucapkan
- Mengetahui ; meramalkan. Kita harus mengetahui informasi, pastikan kita mengetahui maksud dari berita maupun cerita. Dan dapat meramalkan serta mengajak anak untuk berimajinasi.
- Memperhitungkan ; memahami. Contohnya anak-anak dalam membaca soal atau resep, dari membaca resep kita dapat memperhitungkan bikin kue dengan 1 kg tepung, dll. Dari situ kita dapat memperhitungkan dan memahami lalu kita praktekkan.
Membaca adalah kegiatan yang kompleks, disini ketika kita membaca tulisan, lafalkan menjadi suatu kata atau suatu kalimat. Kita tidak hanya membaca saja, tetapi mendengarkan. Dalam kegiatan membaca ini dibutuhkan suatu keterampilan, yang terus dilakukan latihan, harus banyak jam terbang untuk membaca, jadi tidak hanya sekedar bisa membaca tetapi juga dapat memahami. Supaya kegiatan ini menjadi suatu menyenangkan, maka dibutuhkan perencanaan agar kegiatannya bisa berjalan dengan baik dan tidak membosankan.
Membacakan nyaring/Read Aloud merupakan kegiatan membacakan buku atau bacaan dengan bersuara (Roosie Setiawan). Terdapat perbedaan antara membaca nyaring dan membacakan nyaring, yaitu :
Membaca nyaring :
- Ada pembaca
- Ada bahan bacaan
- Anak/murid membaca dengan suara yang keras
Membacakan nyaring :
- Ada Pembaca
- Ada bahan bacaan
- Ada yang dibacakan
- Orang dewasa membacakan bahan bacaan (buku) kepada anak/murid
Mengapa Indonesia perlu membacakan nyaring? Fakta literasi di Indonesia menurut PISA :
- Evaluasi sistem pendidikan dengan mengukur murid SMP (usia 15 tahun) pada 3 bidang utama : matematika, sains, dan literasi.
- Dilakukan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development.
- Peringkat Indonesia di tahun 2018 ke 72 dari 78 negara.
Kemampuan membaca sampai mahir membaca harus perlu dilatih, membaca tidak hanya tekstual, tetapi juga bisa membaca kondisi, membaca keadaan. Orang tua sangat berpengaruh penting untuk anak dalam belajar. Membaca nyaring adalah suatu kebutuhan. Untuk menghindari pengalaman belajar yang kurang menyenangkan dan rawan stress yaitu mengajaknya dengan "yuk main" supaya anak-anak tidak bosan. Membacakan nyaring adalah jembatan yang dibutuhkan anak pra sekolah untuk memasuki jenjang SD. Mengapa perlu membacakan nyaring?
- Bonding, membangun ikatan dengan anak, suatu quality time khusus antara orang tua dan anak.
- Kosakata, menambah kosa kata yang akan digunakan untuk memahami bacaan, berbicara dan menulis. Kegiatan dalam membacakan nyaring ini tidak hanya membaca, tetapi juga mendengarkan. Anak akan mendapatkan pengetahuan awal dari orang tuanya, saat membacakan buku kenapa harus bersuara? Karena anak bisa mengasosiasikan dari apa yang anak lihat dan dengar. Jadi ini adalah paket yang lengkap untuk belajar anak.
- Imajinasi, mengasah imajinasi dan kreativitas anak. Ketika orang tua membacakan sambil menunjukkan gambar-gambar maka anak akan berimajinasi.
- Role Model, orang tua menjadi teladan yang baik untuk anak dalam membacakan buku, anak mendapatkan konvensi literasi membaca. Anak akan melihat, memahami dan mengetahui dari mimik muka orang tua saat membacakan.
- Value, sebagai media menyampaikan pesan dan kesadaran sosial tanpa menggurui.
Anak usia dini layaknya spons yang akan menyerap segala stimulus dan pengetahuan dari lingkungannya. Ketika kita membacakan buku, maka anak akan mendengar. Terjadilah komunikasi antara orang tua dan anak. Kalau kita sudah tahu dan sudah paham perihal membacakan nyaring, bagaimana cara kita membacakannya? Ada 4 (empat) tahapan, yaitu persiapan, awal, saat, dan akhir.
- Tahap persiapan. Dalam persiapan ini pertama waktu, kita harus ada waktu yang nyaman, yang siap untuk dibacakan nyaring. Dan pemilihan buku bacaan, bisa dilakukan secara bersama-sama dengan anak atau permintaan anak.
- Tahap awal. Kita bacakan sampul bukunya, yaitu judul dan dalam membacakan nyaring ini ada fokus yaitu menyebutkan nama penulis, ilustrator, dan penerbit. Supaya anak tahu judul buku yang mana, kemudian kita jelaskan penulis karena anak akan tahu oh buku ada penulisnya, serta ilustrator, jelaskan gambar-gambar yang terdapat dalam buku dibuat oleh ilustrator maka anak juga bisa berimajinasi.
- Tahap saat. Saat membacakan nyaring tidak harus cepat-cepat, boleh banget kita berinteraksi dengan anak, kita ajak berinteraksi ini apa ini apa supaya anak bisa berimajinasi.
- Tahap akhir. Dalam tahap akhir, kita dapat mengajak ngobrol anak, yang dari bacaan tadi mendapatkan apa, tadi membaca apa, hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan diskusi.
Menurut Paramita, V. D. (2020), hal-hal yang perlu diperhatikan saat membacakan nyaring adalah sebagai berikut :
- Memilih waktu yang nyaman, baik bagi orang tua maupun anak.
- Memberikan beberapa pilihan buku kepada anak dan membiarkan anak memilih buku yang ia suka untuk dibaca bersama.
- Melibatkan anak dalam kegiatan membaca dengan meminta anak membalik halaman buku atau menebak hal yang kira-kira akan terjadi selanjutnya.
- Setelah membacakan cerita, luangkan waktu untuk membahas kembali isi buku atau pendapat anak terkait buku cerita yang dibacakan.
Hal yang tidak boleh dilakukan saat membacakan nyaring :
- Membacakan cerita ketika sedang terburu-buru.
- Memaksa anak untuk memilih buku tertentu.
- Memaksa anak untuk diam dan mendengarkan sepanjang cerita dibacakan.
- Terburu-buru mengakhiri sesi membacakan cerita.
Tim Humas Balai Yanpus