Cara Orang Jawa Menghadapi Kematian, Gambaran Dalam Naskah - Naskah Kuno
Kamis, (04/8), Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY menyelenggarakan Kegiatan Bedah Naskah Kuno dengan tema "Cara Orang Jawa Menghadapi Kematian, Gambaran dalam Naskah-naskah Kuno". Kegiatan dilaksanakan secara hybrid yakni luring di Ruang Seminar Gedung Grhatama Pustaka dan daring melalui zoom, dengan narasumber Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum, Sastrawan dan budayawan Jawa dan Nurmalia Habibah, S.S., M.A., Dosen Sastra Jawa UGM serta ditemani moderator Latief S. Nugraha dari Studio pertunjukan sastra.
Kegiatan ini diikuti oleh 25 peserta dari anggota perpustakaan beserta beberapa komunitas dan sastrawan yang ada di Yogyakarta. Diawali dengan pemutaran video profil dari Balai Layanan Perpustakaan dilanjut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Acara dibuka dengan sambutan oleh Dra. Monika Nur Lastiyani MM. selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY. Dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh peserta, kedua narasumber dan moderator. Semoga kegiatan bedah naskah kuno tersebut dapat bermanfaat bagi seluruh peserta dan sebagai sarana promosi koleksi yang ada di ruang langka perpustakaan.
Selanjutnya pemaparan oleh narasumber pertama oleh Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum menurutnya kematian sebagai kata perlawanan kata kehidupan dipergunakan orang Jawa sebagai cara untuk mengelola hidup. Orang Jawa memahami bahwa hidup dan mati adalah dua keadaan yang saling bertentangan tetapi tidak bisa dipisahkan dan saling melengkapi.
Pemaparan kedua oleh Nurmalia Habibah, S.S., M.A. yang membahas tentang kisah kematian empat senapati korawa dalam kakawin bharatayudda. Kisahnya dapat dilihat dari tiga sisi yakni duniawi, etis dan metafisikal. Dari segi metafisikal kematian dalam perang Bharatayuddha hanyalah proses evolusi kosmik, bagian dari aliran waktu yang menunjukkan bahwa takdir adalah hasil tindakan pada situasi tertentu.