PROSES KREATIF PRODUKSI FILM PENDEK : SEPUTAR CINEMATOGRAFI DAN CASTING
PROSES KREATIF PRODUKSI FILM PENDEK
Seputar Cinematografi dan Casting
Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY menyelenggarakan webinar dengan tema “Proses Kreatif Produksi Film Pendek: Seputar Film Pendek” dengan diikuti oleh kurang lebih 195 peserta. (23/08/2021) yang dibuka oleh kepala Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY, Dewi Ambarwati. Webinar ini menghadirkan dua narasumber yaitu Thomas Chris yang membahas tentang “Mengenal Cinematografi” dan Putri Manjo yang membahas tentang “Perjalanan Proses Kreatif” dengan moderator Fauziah Yulianti.
Dalam pemaparannya, Thomas Chris menyampaikan bahwa hal yang paling penting dalam pembuatan film adalah sinematografer. Sinematografer lebih umumnya dalam dunia perfilman dikenalt dengan departement of photography (DOP) karena pada dasarnya basiknya semua dari sebuah foto. Pertama gambar yang dimunculkan didunia dilakukan itu tercapture sebagai sebuah foto bukan video.Video itu adalah pengembangan dari fotografi. Video adl sebuah rangkaian dari beribu foto yang digabungkan menjadi satu sehingga disebut dengan DOP. Pada hakikatnya disebut sebagai videografi tetapi pada dasarnya itu adalah fotografi. Oleh karena itu disebut dengan departement of photography (DOP). Jadi peran sinematografer tidak lepas dari menjadi fotografer. Tahapannya harus belajar menjadi fotografer terlebih dahulu untuk kemudian menjadi sinematografer.
Tugas sinematografer/DOP adalah bertanggungjawab dalam segala aspek visual dalam pembuatan sebuah film. Visual dalam film tidak terlepas dari unsur penting yaitu:
- Sutradara. Tugasnya yaitu mengarahkan sebuah karakter, sehingga harus paham dengan karakter dari tokoh. Sehingga talent akan memerankan sesuai dengan yg di script.
- DOP. Tugasnya menerjemahkan secara visual bagaimana digambar terlihat karakter dan membuat gambar menjadi lebih hidup. focus puller (membantu DOP untuk mencari fokus)
- Grafer (Ahli lighting dalam sebuah film agar menghasilkan film yang bagus)
Dalam mempelajari sinematografi kita harus belajar fotografi karena pada prinsipnya tentang sudut pengambilan gambar, pencahayaan, komposisi, dan pergerakan sama persis dengan foto. Oleh karena itu ketika kita bicara masalah komposisi, semuanya sama dengan fotografi. Komposisi pengambilan gambar sebuah film juga sama dengan fotografi yaitu komposisi rule of thirt (2/3 bagian frame, Simetris (obyek ditengah frame), Framing (membingkai “frame”), Leadingline (garis menunjukan pada obyek), dsb.
Cerita dalam sebuah film tidak selalu selalu berurutan dalam kronologi kejadiannya, tak jarang menggunakan 2 set lokasi berbeda yang dalam cerita berbeda waktu atau hari. Sinematografer harus mampu merangkai sederet pengambilan gambar sesuai tempat setting pengambilan gambar. Sehingga pembuatan film ini dapat menghemat. Selain itu seorang sinematografi juga harus mampu berimajinasi keadaan senuah kejadian dalam setiap scene script yang sudah dilanjut.
Narasumber kedua pada webinar ini yaitu Putri Manjo, beliau menceritakan tentang perjalanan hidupnya mulai dari kegiatan-kegiatanya pada saat menjadi mahasiswa sampai pada di dunia perfilman.
Berawal dari kesempatan menjadi MC di acara jurusan, yang kemudian beliau showoff tentang kemampuanya. Menurutnya ini adalah titik nol ketika beliau sedang berada di posisi saat ini. Prinsipnya adalah “ketika ada kesempatan, jangan pernah dilewatkan’ merupakan salah satu bekal untuk berproses di dunia kreatif. Dengan keyakinan yang beliau bangun, bernagsur-angsur beliau menjadi MC di lintas jurusan dan fakultas.
Untuk menjadi sesuatu yang besar itu harus berawal dari sesuatu yang kecil. Karena pohon besar yang menanggung banyak orang itu berawal dari kecil. Ada beberapa judul teater yang dibantu oleh Putri Mario yang menjadikannya masuk kedalam dunia film yang notabanenya beliau tidak pernah menjadi aktor. Tak luput dari segala hal yang dijalani, Putri Mario selalu melibatkan orang tua di setiap perjalanan karirnya. Karena menurutnya doa orang tua semakin detail semakin gampang buat sampai ke Tuhan. Sampai pada akhirnya masuk kedalam proses produksi film yang mana disini sebagai pemeran utama. Tak pernah sama sekali menjadi aktor, hal yang paling utama ia lakukan adalah membaca script. Dengan crew yang terbatas dan perlengkapan yang serba minimalis dan pengkerjaan yang serba cepat akhirnya terselesaikan dalam waktu kurang lebih tiga hari. Tanpa adanya ekspektasi, semuanya hanya sebuah belajar dan menggali ilmu.
Beberapa bulan setelah itu ternyata film tersebut didaftarkan ke festival dan pada akhirnya mendapat tiga penghargaan sebagai juara satu di Jember, juara 3 di Malang dan juara favorit di Surabaya.
Salah satu motivasi yang Putri Mario berikan yaitu “Tanyakan apa yang anda tidak pahami, tanyakan dan kemudian lakukan. Ketika apa yang anda lakukan masih salah, tanya lagi dan cari dari itu sampai anda menemukan formula dari anda berproses. Didalam sebuah proses itu tidak hanya sekedar berproses tapi anda juga harus membuat formula yang ada didalam diri anda. Sehingga kita dapat memperkaya formula kita dan yang paling penting adalah mampu beradaptasi. Karena orang cerdas itu adalah orang yang mampu beradaptasi dimanapun ia berada”.
Selain itu, sebagai seorang aktor juga harus mengetahui strategi. Karena ketika kita berhadapan dengan banyak orang, ketika kita telah melalui banyak proses dan ketika kita sudah memiliki banyak ilmu dari proses-proses sebelumnya itu bisa dijadikan sebagai bekal untuk perang. “jangan pernah takut, jangan pernah minder” karena proses itu mempengaruhi perjalanan kita. Strateginya adalah improvisasi, intonasi, dan artikulasi.
Tim Humas Balaiyanpus